Dalam khazanah kuliner Indonesia, makanan fermentasi memegang peranan penting baik dari segi budaya maupun nutrisi. Dua bintang fermentasi yang tak hanya merakyat namun juga menyimpan segudang manfaat adalah tempe dan oncom. Keduanya tak hanya sekedar lauk, melainkan warisan budaya yang berpadu dengan ilmu pengetahuan fermentasi tradisional.

Tempe: Protein Nabati dari Kedelai
Tempe merupakan makanan fermentasi yang terbuat dari kedelai. Proses pembuatannya melibatkan perendaman kedelai, pengupasan kulit, perebusan, dan fermentasi dengan menggunakan ragi tempe atau Rhizopus oligosporus. Dalam waktu kurang lebih dua hari, kedelai yang telah diberi ragi tersebut akan berubah menjadi tempe yang padat dengan aroma khas dan tekstur yang lembut.

Manfaat Tempe:

  • Sumber Protein: Tempe adalah sumber protein nabati yang sangat baik, menjadikannya alternatif yang populer bagi vegetarian dan vegan.
  • Vitamin dan Mineral: Kaya akan vitamin B12, tempe juga menyediakan mineral penting seperti zat besi dan kalsium.
  • Serat dan Isoflavon: Mengandung serat yang dapat memperlancar proses pencernaan dan isoflavon yang berperan sebagai antioksidan.
  • Peningkatan Kesehatan Usus: Fermentasi tempe membantu meningkatkan kandungan probiotik yang mendukung kesehatan sistem pencernaan.

Oncom: Keunikan Fermentasi dari Ampas Kacang
Sedikit berbeda dengan tempe, oncom merupakan satu-satunya makanan fermentasi di dunia yang menggunakan Neurospora intermedia sebagai agen fermentasinya. Oncom biasanya dibuat dari sisa-sisa produksi makanan lain, seperti ampas tahu atau ampas kacang tanah, menjadikannya simbol dari kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya.

Keistimewaan Oncom:

  • Pengolahan Limbah: Oncom memberikan solusi cerdas dalam pengolahan limbah menjadi produk dengan nilai gizi tinggi.
  • Varietas Nutrisi: Selain protein, oncom juga mengandung lemak sehat, serat, serta vitamin-vitamin kelompok B.
  • Pengurangan Risiko Penyakit: Konsumsi oncom dikaitkan dengan pengurangan risiko beberapa jenis penyakit, termasuk penyakit jantung dan kolesterol tinggi.

Penggunaan dalam Kuliner:
Baik tempe maupun oncom, keduanya sangat fleksibel dalam penggunaan kuliner. Tempe dapat digoreng, direbus, dibakar, atau ditumis. Oncom seringkali digunakan pada masakan Sunda seperti oncom leunca. Tekstur dan rasa yang unik dari tempe dan oncom menambah kekayaan cita rasa masakan Indonesia.

Kesimpulan:
Tempe dan oncom tidak hanya berkontribusi pada keanekaragaman pangan lokal, namun juga menyediakan alternatif gizi yang berkelanjutan. Kedua makanan ini adalah bukti bahwa tradisi fermentasi di Indonesia tidak hanya kaya rasa, tapi juga kaya manfaat. Ke depannya, dengan semakin banyaknya kesadaran akan makanan sehat dan berkelanjutan, tempe dan oncom akan semakin bersinar tidak hanya di panggung kuliner Indonesia tetapi juga dunia.

Penutup:
Dalam perjalanan panjang budaya pangan Indonesia, tempe dan oncom adalah dua pahlawan gizi yang terus menginspirasi. Mereka adalah simbol keberlanjutan, kesehatan, dan kearifan lokal yang patut kita banggakan dan lestarikan.